bidikcamera.com, Lais – MUBA – Masjid Raya Abdul Kadim adalah bangunan rumah ibadah umat muslim yang terletak di jalan Lintas Palembang-Linggau tepatnya di Desa Epil, Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin, sebagian orang disana menyebutnya masjid “kursi patah” hal ini diambil dari adanya ikon kursi yang terbesar di Indonesia ini tampak hanya memiliki kaki 3 buah saja dan yang satunya patah.
Notabenenya pinggir jalan lintas masjid ini sangat ramai dikunjungi pelancong dari berbagai daerah, ada yang sekedar istirahat dari lelahnya perjuangan balik, ada juga yang sengaja mampir untuk menunaikan shalat disana.
Hal yang sangat menarik pada H+2 lebaran, halaman masjid ini sangat ramai mulai dari remaja sampai orang dewasa, tampak juru parkir kewalahan mengatur mobil keluar masuk area parkir masjid.
Ternyata dari menariknya lokasi tempat tersebut dijadikan sebagai background foto, banyak sekali pengunjung disana berswafoto mulai dari mengambil latar halaman masjid ini sampai ada juga yang berswafoto di dalam masjid.
Rina (23th) salah seorang mahasiswi dari UNILA (universitas negeri Lampung), saat dibincangi awak media ia menuturkan, “hari ini kami dari linggau mau balik ke Lampung dan sengaja mampir kesini untuk swafoto mas”, ujarnya.
Saat ditanyakan kenapa tertarik swafoto disini ia menjawab, “disinikan banyak yang unik mas, dan rasa-rasanya tidak ada ditempat lain, mulai dari ikon kursi patah dan satu-satunya di Indonesia dan juga ada beduk yang paling besar di dunia”, imbuhnya.
Lanjut dia, “disini juga semua kita dapat untuk alam, arsitektur yang unik ada kolam ikan, jembatan mini, sampai taman yang sangat asri”, tutupnya.
Dewan Penasihat Masjid Raya Abdul Kadim Drs.H.Hairunsyah,MM saat dikonfirmasi melalui jejaring WhatsApp berucap syukur, “Alhamdulillah tabarrokallah, sebelumnya kami mewakili pengurus masjid mengucapkan selamat hari raya idul Fitri 1445 H, mohon maaf lahir dan batin, memang benar apa yang dikatakan mbak Rina bahwa Masjid Raya Abdul Kadim ini merupakan ikon salah satu objek wisata di Musi Banyuasin, masjid ini didirikan seorang pribadi yang dermawan dan dihibahkan ke masyarakat Desa Epil, kenapa masjid ini didesain sebagai mana yang kita lihat saat ini adalah bertujuan untuk masyarakat agar tertarik dengan masjid, mencintai masjid dan mau memakmurkannya, sebab bagaimanapun juga masjid adalah rumah ibadah umat muslim yang mayoritas penduduk Indonesia”, ungkapnya.
ASN di dinas pendidikan Musi Banyuasin ini lanjut menjelaskan, “kita berharap kepada seluruh pembaca dan juga pelancong yang sudah pernah berkunjung ke masjid ini agar sama-sama dirawat keindahan nya.semoga dari setiap kunjungan mendatangkan rezeki semua masyarakat sekitar dan perekonomian desa epil bisa terdongkrak atas berdirinya masjid ini”, tutupnya. (bc)