Musi Banyuasin

Alfian Anggota DPRD Muba Buka Suara Atas Meninggalnya Atlet Pencak Silat “Maling Tidak Nian Teriak Maling”

159
×

Alfian Anggota DPRD Muba Buka Suara Atas Meninggalnya Atlet Pencak Silat “Maling Tidak Nian Teriak Maling”

Sebarkan artikel ini

bidikcamera.com, MUBA – Terkait meninggalnya atlet pencak silat PLPD Muba, Alfian anggota DPRD Muba angkat bicara dihadapan lebih kurang 10 awak media dengan didampingi kedua orang tua dan saudara serta paman almarhum di rumah makan kupik randik, Selasa (19/09/23).

Menurutnya mengenai kematian salah satu pejuang olahraga di Kabupaten Musi Banyuasin, “atas kematian anak kita Fatur Rahman ini sebagai contoh untuk ke depan terutama dari pihak pemerintah, sebab mereka ini adalah pejuang olahraga yang mengharumkan nama baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat Provinsi dengan hal semacam ini menurut keterangan dari orang tua almarhum mulai dari uang saku belum dibayarkan sama sekali apa lagi bonus.”

“Saya katakan bagaimana dia mengikuti selama tiga tahun ikut di PLPD ini tiap kejuaraan itu apakah ada bonus apapun yang didapatkan dari pemerintah, tapi ternyata bonus itu tidak ada sama sekali”, ungkapnya.

Almarhum Saat Pertandingan Kejuaraan

“Kematian ananda Fatur Rahman ini tidak ada kejelasan yang pasti, kalau dia sakit, sakitnya apa? sedangkan pada waktu kejadian dari keterangan orang tuanya tadi bahwa ananda Fatur Rahman ini jam 08.00 itu sudah sakit sementara orang tuanya dikabarkan jam 01.00 malam bahwa ananda Fahtur Rahman sakit agak menghawatirkan”, lanjutnya.

“Dari keterangan tadi pihak Provinsi yang menangani tadi hanya pelatih sedangkan dalam hal ini harus ada tindakan, kalau kejadian semacam ini harus tanggap”, jelasnya.

“Disisi lain setelah kematian tidak ada sama sekali apa bagaimana baik dari Provinsi, minimal penghargaanlah dari Provinsi, memang atlet ini dari Muba dia ikut ke Popnas itu berdasarkan permintaan dari Provinsi”, tambahnya.

“Saya katakan itupun pada malam itu untuk biaya rumah sakit Siloam itu harus yang bersangkutan yang mengeluarkannya jadi tanggung jawabnya bagaimana? untuk mengeluarkan Fatur dari rumah sakit Siloam pada malam itu uang ibunda Fatur yang mentransfer sebesar Rp 3,6 juta untuk mengeluarkan anak itu untuk di bawah ke RSUD M. Husien setelah besoknya baru di keluarkanya (diganti) bagaimana olahraga kedepan nanti”, ungkapnya.

“Karena dia ini mengharumkan nama apa lagi waktu mendapat piala Kapolri Cup tadi, dibawa, dipuja segala macam tapi setelah kejadian tidak ada bergeming apapun”, jelasnya.

“Saya sangat menyayangkan selaku anggota DPRD mewakili masyarakat ada tiga unsur satu anggaran, dua undang-undang dan ketiga Pengawasan, bagaimana kedepan nanti kalau semacan ini dilakukan karena atlet tidak diperhatikan, bagaimana atlet ini tidak mudah, kalau atlet yang berprestasi itu sulit sedangkan olahraga itu kebanggaan suatu daerah negarapun begitu juga”, ungkapnya.

“Menanggapi atas meninggalnya atlet ini tidak ada kejelasan dari pemerintah dan yang lain-lain, saya sangat menyayangkan kenapa hal ini bisa terjadi, sedangkan olahraga itu anggarannya sudah ada semua, baik itu pembinaan, apa lagi yang namanya bonus itu sedikit banyak saya mengetahui, saya sangat kecewa, kedepannya bagi yang membidanginya saya akan mengusulkan pada komisi empat untuk RDP untuk mengevaluasi”, harapnya.

Menurut Alfian pada waktu malam sakit keponakannya dia yang menelpon Erlangga tapi tidak aktif-aktif, jadi menurut Alfian “Maling tidak nian teriak maling,” pungkasnya. (bc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *